Selamat tanggal 14 November, Ayah
SELAMAT TANGGAL 14 NOVEMBER AYAH
DAN SELAMAT HARI AYAH
Senang
sekali berjumpa dengan tanggal 14 November, karena pada tanggal ini nenek
melahirkan putranya yang sangat sangat luar biasa yaitu ayahku. Barangkali ayah
tidak membutuhkan kalimat panjang lebar seperti ini karena bagi beliau yang
terpenting dalam hidupnya adalah anak-anaknya selalu sehat dan bahagia. Perayaan
ulang tahun juga bukan suatu kewajiban di keluarga kita, karena baik ayah
maupun ibu lebih sering lupa dengan hari ulang tahun mereka. Doa-doa dan
harapan yang aku panjatkan untuk ayah tidak pernah berubah dari waktu ke waktu ataupun
dari tahun ke tahun. Terlalu panjang rasanya jika aku tuliskan disini. Pun rasa
terimakasihku pastilah tidak terhingga untuk ayah yang sepanjang aku ada di
dunia ini selalu bisa menjadi apapun yang aku mau.
Ayah
selalu menjadi orang yang tidak tega kepada anaknya. Beliau akan selalu
berusaha melakukan apapun untuk anak-anaknya walaupun baik aku dan adik sudah
sebesar ini. Kalau aku butuh pergi ke suatu tempat dan tahu kalau tidak ada
yang bisa aku ajak pergi maka ayah sangat siap untuk mengantarku. Kalau kamarku
terasa kurang nyaman, maka beliau akan menambah apapun supaya aku nyaman
(rebahannya). Tidak pernah peduli umurku setiap hari bertambah dan sekaligus
berkurang, aku tetaplah gadis kecilnya.
Namun,
ayah juga akan selalu mengajariku menjadi perempuan berani yang harus bisa
mengandalkan dirinya sendiri. Harus berusaha menemukan solusi sendiri terhadap
masalah yang aku hadapi. Pada intinya, ayah akan membebaskan aku untuk melakukan
apapun bukan karena beliau tidak peduli. Tetapi supaya aku berani mengambil
keputusan karena setiap keputusan yang aku ambil pasti aku sendiri yang akan
menjalaninya. Tapi tetap beliau selalu memberikan arahan dan pertimbangan, selebihnya
semua keputusan adalah hak ku.
Begitu
luar biasanya aku menjadikan beliau role model dalam hidupku, apapun itu.
Eh kecuali sikap keras kepalanya yang tanpa sadar juga aku miliki. Begitulah,
tidak ada manusia tanpa cela kan. Selama ini aku jarang sekali merisaukan perihal
jomblo, galau, tidak ada teman suka duka sebagaimana impian anak-anak muda
tentang percintaan ya karena aku sudah mendapatkan semua itu dari beliau.
Beberapa
orang mungkin berpikir enak sekali memiliki hubungan yang hangat dengan orangtuanya.
Padahal nyatanya, hidup kita adalah “sawang sinawang” kan. Aku mungkin
beruntung memiliki ayah yang luar biasa hebatnya, tapi tidak beruntung dalam
beberapa hal lainnya seperti tidak punya pacar di usiaku yang sudah cukup
misalnya. Kamu mungkin tidak beruntung karena tidak memiliki keluarga yang
hangat, tapi mungkin kamu beruntung pada beberapa hal lainnya yang seringkali
tidak kita sadari karena kita terlalu sibuk melihat keberuntungan orang lain.
Aku
juga tetap manusia biasa yang selalu iri melihat pencapaian orang lain, kenapa
orang lain begini dan kenapa aku tidak? kenapa orang lain mendapat itu dan aku tidak?.
Pikiran-pikiran seperti itu seringkali muncul lalu akan menuntutku untuk menginginkan
banyak hal lagi. Padahal nikmat yang telah Tuhan berikan selama ini sudah
sangat banyak sekali tapi aku tetap menjadi manusia yang miskin rasa syukur. Sungguh
aku tidak ingin menggantikan keinginan-keinginan yang tiada habisnya dengan nikmat
yang Tuhan telah berikan selama ini. Berkumpul bersama ayah dan ibu serta
adikku adalah nikmat yang sungguh tidak ingin aku gantikan dengan apapun. Semoga
Tuhan senantiasa membersamai kami dengan rasa syukur, aamiin.
Komentar
Posting Komentar