METODE BIMBINGAN KELOMPOK DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING: BIBLIO EDUKASI

 

BIBLIOEDUKASI


 

Latar Belakang

Buku merupakan media untuk mendapatkan wawasan, pengetahuan, informasi dan hiburan. Selain itu buku dapat menjadi media terapi atau penyembuhan bagi penderita gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, trauma dan stres.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana  belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan  potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian  diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan  dirinya,masyarakat,bangsa,dan negara.Tujuan pendidikan secara umum adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal,sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.(Pasal 1 ayat 1 UU No 20 Tahun 2003 tentang SPN).

Berbagai upaya dilakukan untuk mengembangkan siswa ke arah terbentuknya manusia seutuhnya.Oleh karena itu sekolah di samping menyajikan kurikulum yang menyangkut ilmu,teknologi,dan seni,juga menyelenggarakan kegiatan pembinaan kesiswaan. Salah satu bentuknya adalah layanan bimbingan  konseling.  Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada siswa untuk mengenal dan memahami diri dan lingkungan, mengarahkan diri, membuat alternatif pilihan dan mengambil keputusan dalam pemecahan masalahnya secara lebih tepat dalam rangka menuntaskan tugas-tugas perkembangan serta mewujudkan dirinya secara optimal. Oleh karena itu layanan bimbingandan konseling tidak hanya berurusan dengan perilaku salah suai atau bermasalah, juga tidak sekedar mencegah perilaku bermasalah, melainkan mengembangkan aspek-aspek kepribadian secara menyeluruh. Dalam kondisi seperti ini maka bimbingan dan konseling di sekolah berorientasi kepada bimbingan dan konseling perkembangan. Untuk itulah banyak strategi dalam pengembangan pribadi siswa, diantaranya penggunaan bahan pustaka sebagai salah satu cara dalam membantu siswa menemukan pengalaman hidup yang berbeda. Dalam dunia bimbingan konseling, dikenal suatu proses terapi yang dinamakan bibliotherapy, yakni terapi membaca dimana siswa diminta untuk membaca sebuah buku yang didalamnya terkandung nilai dan informasi penting untuk pengembangan dirinya. Sebagai media konseling dengan strategi bibliotherapy dapat dilakukan dalam setting individual,kelompok,maupun klasikal. Kramer & Smith (1998) dalam Olsen (2006) mengemukakan ada dua jenis utama bibliotherapy; klinis dan perkembangan.Bibliotherapy sudah banyak digunakan oleh psikolog, terapis, konselor, dan guru di sekolah.

 

 

Konsep Biblioedukasi

Biblioedukasi merupakan salah satu teknik layanan Bimbingan dan Konseling dengan menggunakan bahan bacaan. Biblioedukasi menurut Plato adalah program membaca terarah yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman individu dengan dirinya sendiri untuk memperluas cakrawala budayanya serta memberikan beranekaragam pengalaman emosionalnya (Ahmad dan Karunia, 2017). Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa dalam hal ini konselor memanfaatkan bahan bacaan untuk memberikan layanan kepada konseli. Pemanfaatan bahan bacaan sebagai media dalam memberikan layanan dinilai efektif karena menurut Tohirin, melalui membaca, konseli dapat merasa terlibat dalam karakter tokoh utama yang ada dalam buku bacaan tersebut (Ahmad dan Karunia, 2017). Secara tidak langsung, melalui kegiatan membaca dalam biblioedukasi, konseli dapat merasakan emosi-emosi yang terjadi dalam bacaan tersebut, sehingga konseli ikut merasakan bagaimana berada dalam situasi yang ada di dalam buku bacaan tersebut.  Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa biblioedukasi adalah teknik bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan bahan bacaan sebagai media penyampaian informasi.

 

Dasar Teori Biblioedukasi

Menurut Sulistyoningsih siswa belajar dengan beberapa cara dan tehnik, salah satunya adalah: dengan menggunakan bahan bacaan atau disebut dengan istilah biblio edukasi (Ahmad dan Karunia, 2017). Memakai istilah biblio dari biblio konseling yang berarti bahan bacaan. Peneliti membuat istilah baru yaitu biblio edukasi dengan menggabungkan istilah dari biblio dan edukasi yang berarti "pendidikan", dengan kata lain biblio edukasi merupakan bahan bacaan yang mendidik.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa biblioedukasi merupakan pengembangan dari bibliokonseling. Bibliokonseling merrupakan suatu kegiatan mengintervensi pemikiran individu dengan menggunakan suatu bacaan, sehingga setelah membaca bacaan tersebut, individu dapat memperoleh informasi yang baru dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari (Hadi, 2014). Sementara itu Schank dan Engels menjelaskan bahwa bibliokonseling adalah bimbingan belajar yang membantu individu secara mandiri untuk memahami diri dan lingkungan, belajar dan lingkungan luar, menemukan soluasi dan permasalahan (Hadi, 2014). Rasionalisasi pemilihan buku sebagai media memberikan layanan adalah karena melalui membaca atau mendengarkan cerita secara tidak langsung memberikan contoh atau model untuk konseli.

 

Karakteristik Biblioedukasi

 

Karakteristik biblioedukasi yang pertama adalah menggunakan buku atau bahan bacaan, konselor memberikan buku atau subbab dan artikel yang hendak dibaca konseli, selanjutnya konseli sendiri yang aktif membaca, memahami dan mengubah tingkah lakunya. Karakteristik yang kedua adalah teknik ini tidak memerlukan pemantauan untuk mengetahui sejauh mana buku tersebut dibaca dan apakah ada perubahan pada tingkah laku klien. Karakteristik yang ketiga adalah materi biblioedukasi bersifat panduan atau petujuk sehingga konseli dapat memahami dan mengerjakan dengan mudah (Harmiyanto, dalam Ahmad dan Karunia, 2017).

 

Tujuan Yang Dapat Dicapai Dalam Biblio Edukasi

Plato menjelaskan bahwa Biblio Edukasi adalah program membaca terarah yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman individu dengan dirinya sendiri untuk memperluas cakrawala budayanya serta memberikan beranekaragam pengalaman emosionalnya. Bimbingan ini menggunakan ruangan di perpustakaan dengan berbagai macam buku yang sifatnya memberi motivasi individu (Yulia, 2009: 44) dalam Ahmad,dkk (2017:194).

Dalam tehnik ini, konselor memberikan buku atau subbab dan artikel yang hendak dibaca klien, selanjutnya klien sendiri yang aktif membaca, memahami dan mengubah tingkah lakunya. Tehnik ini tidak memerlukan pemantauan untuk mengetahui sejauh mana buku tersebut dibaca dan apakah ada perubahan pada tingkah laku klien. Materi Biblio edukasi bersifat panduan atau petujuk sehingga klien dpat memahami dan mengerjakan dengan mudah (Harmiyanto :2014) dalam Ahmad,dkk (2017:194).

Tujuan biblio edukasi pada dasarnya sama dengan tujuan bimbingan yaitu membantu para anggota agar dapat membantu dirinya sendiri. Melalui biblio edukasi, disajikan informasi yang dibutuhkan atau sesuai dengan nilai karakter yang ingin mereka bangun. Dengan mengetahui informasi yang ada dalam bahan bacaan, mereka dapat membantuk tingkah lakunya secara umum, secara khusus membentuk sikap, persepsi, dan mengubah prasangka sosial. Tujuan semacam ini sebenarnya sudah tersirat dalam definisi  biblio konseling (Sukamta, 2013: 27) dalam Ahmad,dkk (2017:195).

Dari pendapat di atas dapat diketahui tujuan dari biblioedukasi. Tujuan tersebut yaitu (1) untuk meningkatkan pemahaman diri; (2) untuk memperluas cakrawala budayanya; (3) memberikan motivasi kepada pembaca; (4) untuk mendidik para pembaca. Jadi pada intinya tujuan biblio edukasi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman diri pada individu dan memberikan berbagai alternatif untuk memecahkan masalahnya.

 

Ciri Materi Yang Dapat Disampaikan Melalui Biblio Edukasi

Biblio edukasi ini digunakan oleh konselor untuk membantu konseli dalam memecahkan masalah. Dalam teknik biblioedukasi ini materi yang dibahas yaitu topik masalah yang dialami oleh konseli. Penggunaan biblioedukasi untuk membantu konseli dalam memahami diri dan masalahnya yang sesuai dengan usia nya kemudian menemukan alternatif pemecahan masalah.

 

Prosedur/Langkah Pelaksanaan Biblio Edukasi

Menurut Handarini, Fluretin, Simon (2015: 7) dalam Ahmad,dkk (2017:195) terdapat empat aplikasi Biblio Edukasi yaitu: (1) Identifikasi kebutuhan-kebutuhan siswa. Dilakukan melalui pengamatan, berbincang dengan orangtua, penugasan untuk menulis, dan pandangan dari sekolah atau fasilitas-asilitas yang berisi  rekam hidup siswa. (2) Seleksi: proses menyeleksi bacaan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa/aspek psikologis yang dikembangkan: dan usia siswa. (3) Implementasi: pelaksana kegiatan biblio edukasi, yang terdiri dari rappor, pemberian stimulasi,  refleksi, dan (4) Tindak lanjut: proses menguji coba komitmen dan merefleksi serta mengevaluasi komitmen.

Menurut Borg and Gall (1983: 775) dalam Ahmad,dkk (2017:195) mengatakan bahwa tahap Biblio Edukasi terdiri dari 4 tahapan yaitu: 1) melakukan analisis kebutuhan siswa, 2) menyusun isi dan mengevaluasi kebutuhan siswa, 3) melakukan uji coba calon pengguna produk, 4) penilaian yang dilakukan oleh konselor.

 

Kelebihan dan Kelemahan

A.    Kelebihan

Lewat membaca seseorang bisa mengenali dirinya. Informasi dan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan membaca menjadi masukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi seseorang. Saat membaca, pembaca menginterpretasi jalan pikiran penulis, menerjemahkan simbol dan huruf kedalam kata dan kalimat yang memiliki makna tertentu, seperti rasa haru dan simpati. Perasaan ini dapat “membersihkan diri” dan mendorong sesorang untuk berperilaku lebih positif.

Menurut Novitawati (2001) intervensi biblioterapi dapat dikelompokkan dalam empat tingkatan, yaitu intelektual, sosial, perilaku, dan emosional.

-       Pada tingkat intelektual individu memperoleh pengetahuan tentang perilaku yang dapat memecahkan masalah, membantu pengertian diri, serta mendapatkan wawasan intelektual. Selanjutnya, individu dapat menyadari ada banyak pilihan dalam menangai masalah.

-       Pada tingkat sosial, individu dapat mengasah kepekaan sosialnya. Ia dapat melampaui bingkai referensinya sendiri melalui imajinasi orang lain. Teknik ini dapat menguatkan pola-pola sosial, budaya, menyerap nilai kemanusiaan dan saling memiliki.

-       Pada  tingkat perilaku individu akan mendapatkan kepercayaan diri untuk membicarakan masalah-masalah yang sulit didiskusikan akibat perasaan takut, malu, dan bersalah. Lewat membaca, individu didorong untuk diskusi tanpa rasa malu akibat rahasia pribadinya terbongkar.

-       Pada tingkat emosional, individu dapat terbawa perasaannya dan mengembangkan kesadaran menyangkut wawasan emosional. Teknik ini dapat menyediakan solusi-solusi terbaik dari rujukan masalah sejenis yang telah dialami orang lain sehingga merangsang kemauan yang kuat pada individu untuk memecahkan masalahnya.

B.     Kelemahan

Meskipun biblioterapi mendorong perubahan secara individual, hal ini hanya digunakan terbatas pada saat di mana krisis hadir. Bagaimanapun itu bukan obat yang menghilangkan semua masalah psikologis yang telah mengakar secara mendalam. Masalah-masalah mendalam yang terbaik dilayani melalui intervensi terapi lebih intensif. Konseli usia anak-anak mungkin belum bisa melihat diri lewat cermin sastra dan literatur  pun bisa sebatas untuk tujuan melarikan diri saja. Lainnya mungkin cenderung untuk merasionalisasi masalah mereka daripada yang mereka hadapi. Namun orang lain mungkin tidak dapat mentransfer wawasan ke dalam kehidupan nyata. Namun, pengalaman ini mengganti dengan karakter sastra terbukti membantu banyak konseli.

 


Daftar Pustaka

 

Ahmad, Hariadi & Karunia, Dini. 2017. Pengaruh Teknik Biblioedukasi Terhadap Rasa Rendah Diri Pada Kelas XI Di SMA Negeri 8 Mataram. Jurnal Realita. 2. (1). Dari http://fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/HARIADI-AHMAD-Dan-DINI-KARUNIA-PENGARUH-TEKNIK-BIBLIO-EDUKASI-TERHADAP-RASA-RENDAH-DIRI-PADA-KELAS-XI-DI-SMANEGERI-8-MATARAM.pdf

Hadi, Syamsul. 2014. Pengertian Bibliokonseling dan Cara Pelakanaannya. Artikel. Dari https://googleweblight.com/i?u=https://maribelajarbk.web.id/2014/12/pebertian-bibliokonseling-cara-pelaksanaannya.html?m%3D1&hl=id-ID

 

Komentar

Postingan Populer