Metode Bimbingan Kelompok dalam Bimbingan dan Konseling: Ekspositori atau Ceramah

 

METODE EKSPOSITORI ATAU CERAMAH


 

Latar Belakang

Bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok bertujuan untuk mencegah timbulnya masalah pada peserta didik dan mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Pelaksanaan bimbingan kelompok dilakukan secara berkelompok, umumnya di kelas atau di ruang konseling. Dengan adanya bimbingan kelompok, konselor memiliki keuntungan dalam memberikan layanan kepada peserta didik seperti efisien, efektif, hemat waktu, dan tenaga.

Layanan yang diberikan konselor kepada peserta didik atau konseli sangat beragam. Konselor biasanya memberikan layanan kepada konseli dengan metode atau teknik ekspositori. Ekspositori adalah pemberian layanan informasi melalui ceramah secara lisan maupun non lisan. Biasanya metode atau teknik ekspositori yang digunakan menggunakan media seperti media yang dapat menarik konseli dalam mendapatkan informasi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin memberikan informasi yang berjudul “Teknik Ekspositori dalam Bimbingan Kelompok” yang diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami teknik ekspositori yang digunakan konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah maupun di luar sekolah.

 

Konsep Dasar Teknik Ekspositori

Strategi ekspositori adalah strategi pembelajaran yang memadukan metode ceramah, tanya jawab, dan peragaan demonstrasi. Dengan dipadukannya berbagai metode tersebut dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat memahami materi ajar tersebut.

Menurut Ausubel (dalam Atriyanto & Sulistiyo, 2014)  menyatakan bahwa strategi ekspositori merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Karena itu dalam strategi ini siswa tidak hanya mendengarkan, membuat catatan, atau memperhatikan saja tetapi mengerjakan soal-soal latihan atau mungkin saling bertanya. Selain itu siswa dapat mengerjakan soal latihan bersama temannya atau mengerjakan soal di papan. Dalam strategi ini guru juga melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan siswa secara individual dan apabila hasil pekerjaan masih dipandang belum sempurna maka akan dilakukan penjelasan secara klasikal.

 

Dasar Teori Teknik Ekspositori

Teknik pemberian informasi sering juga disebut dengan metode ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar. Pemberian informasi dapat diberikan secara lisan maupun secara tertulis. Pemberian informasi secara tertulis dapat dilakukan melalui berbagai media misalnya: papan bimbingan, majalah sekolah, rekaman, selebaran, video dan film.

 

Karakteristik Teknik Ekspositori

Menurut Royy Killen (dalam Hanani) strategi pembelajaran ekspositori adalah salah satu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Menekankan strategi ekspositori dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct instruction) karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena itu, strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah “chalk and talk”. Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori, yaitu sebagai berikut.

a.       Pertama, startegi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan stratrgi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikkannya dengan ceramah.

b.      Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.

c.       Ketiga, tujuan utama pembelajaran utama adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.

 

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered approach) dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini, guru menyampaikan materi pembelajaran secara tersetruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa.

 

Tujuan Teknik Ekspositori

Metode pembelajaran ekspositori bertujuan memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru adalah menyusun program pembelajaran, memberi informasi yang benar, pemberi fasilitas yang baik, pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar.

 Guru yang merancang kegiatan mengajar dan melaksanakannya sebagai suatu stimulus bagi peserta didik sehingga mereka melakukan kegiatan belajar dengan mendengar penjelasan guru, mencatat, dan memahami materi pelajaran yang pada gilirannya akan tercipta suatu perubahan tingkah laku pada diri peserta didik.

 

Ciri Materi yang Disampaikan dalam Teknik Ekspositori

Materi yang disampaikan dalam teknik ekspositori ini berupa pemberian informasi terkait kebutuhan siswa. Ciri-ciri utama dari teknik ekspositori adalah materi yang disampaikan bersifat informatif. Informasi-informasi yang diberikan oleh ahli bimbingan disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya layanan informasi mengenai kiat sukses meraih cita-cita, dan sebagainya.

Teknik ekspositori dapat diberikan di semua jenjang pendidikan seperti di SD, SMP, SMA, SMK, dan sederajat. Di SD materi ini dapat diberikan dengan memberikan layanan informasi mengenai sekolah lanjutan, tentang persiapan atau pelaksanaan ujian negara atau ujian sekolah yang hendak dilaksanakan. Di SMP, konselor memberikan layanan bimbingan dan konseling menggunakan teknik ekspositori dengan memberikan informasi mengenai kegiatan ekstrakurikuler, bagaimana cara pergaulan yang baik dan di SMA mengenai informasi jurusan di PTN/PTS yang akan diambil sesuai cita-cita peserta didik. Sedangkan di SMK diberikan untuk memberikan informasi mengenai dunia kerja dan PTN/PTS lanjutan.

 

Prosedur Pelaksanaan Layanan Teknik Ekspositori

Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencangkup tiga hal, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian (Jacobkan, dkk. 1985 dalam Romlah, 2018). Dalam tahap perencanaan, ada 3 hal yang diperhatikan.

a)      Merumuskan tujuan apa yang hendak dicapai dalam pemberian informasi itu.

b)      Menentukan bahan apa yang akan diberikan apakah berupa fakta, konsep atau generalisasi.

c)      Menentukan dan memilih contoh-contoh yang tepat sesuai dengan bahan yang diberikan.

 

Dalam tahap pelaksanaan, peyajian materi disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Apabila tujuannya untuk mengajarkan fakta, maka tugas pemberi informasi adalah membuat bahan itu berarti sehingga mudah diingat oleh siswa atau pendengar. Jika yang diajarkan konsep penyaji harus mengikuti langkah-langkah bagaimana mengajarkan konsep yaitu: mendefinisikan konsep, mengklasifikasi definisi yang dibuat dan menghubungkan konsep tersebut dengan konsep lain yang bermakna, dan ada kaitannya serta memberi contoh baik tersebt merupakan contoh yang benar maupun contoh yang salah. Setelah itu siswa mengklasifikasikan contoh-contoh yang diberikan penyaji. Selanjutnya peserta membuat contoh-contoh yang lain.

Jika yang diajarkan generalisasi maka lngkah-langkah yang ditempuh hampir sama dengan mengajarkan konsep yaitu: mendeinisikan generalisasi, mengklarifkasi konsep-konsep yang ada dalam generalisasi tersebut, membuat contoh-contoh yang benar dan salah meminta siswa untuk membuat contoh-contoh lain.

Tahap terakhir dari pemberian informasi adalah mengadakan penilaian apakah tujuan sudah tercapai apa belum. Penilaian dapat dilakukan secara lisan dengan menanyakan pendapat siswa mengenai materi yang diterima, tetapi dapat dilakukan secara tertulis dengan tes subjektif maupun objektif. Teknik pemberian informasi atau ekspositori mempunyai keuntungan-keuntungan dan mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu.

 

Kelebihan Teknik Ekspositori

Berikut kelebihan-kelebihan teknik ekspositori atau teknik pemberian informasi antara lain adalah.

a)      Dapat disampaikan secara langsung kepada banyak orang

b)      Tidak terlalu banyak membutukan fasilitas

c)      Mudah dilaksanakan bila dibandingkan dengan teknik lain misalnya diskusi, role playing

 

Kelemahan Teknik Ekspositori

Berikut kelemahan-kelemahan teknik ekspositori atau teknik pemberian informasi antara lain adalah.

a)      Sering dilaksanakan dengan monolog sehingga membosankan

b)      Individu yang mendengarkan kurang aktif

c)      Memerlukan keterampilan berbicara, supaya penjelasannya lebih menarik

 

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memberikan Layanan Informasi

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan layanan informasi, yaitu:

a)      Sebelum memilih teknik pemberian informasi perlu memerhatikan apakah cara tersebut merupakan cara yang tepat untuk memenuhi kebutuhan individu yang dibimbing.

b)      Sebelum memberikan informasi perlu menyiapkan bahan informasi sebaik-baiknya. Pemberi informasi harus menguasai bahan yang di informasikan secara mendalam dan luas, sehingga jika ada pertanyaan dari si pendengar maka dapat menjawab sebaik-baiknya.

c)      Usahakan untuk menyediakan bahan yang dapat dipelajari sendiri oleh si pendengar.

d)      Usahakan menggunakan berbagai variasi dalam menyampaikan supaya pendengar lebih aktif, misalnya dengan mengaukan pernyataan-pertanyaan yang dapat memancing saling tukar menukar pendapat.

e)      Gunakan berbagai alat bantu yang dapat memperjelas pengertian pendengar terhadap barang yang disampaikan misalnya dengan memberi ilustrasi atau gambar bagan OHP atau membawa alat-alat peraga.

f)       Dalam menyajikan informasi secara tertulis misalnya di papan bimbingan sekolah atau di majalah sekolah supaya di gunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami siswa. Hindari kata-kata asing yang tidak jelas dan dirasa tidak perlu.

 


DAFTAR RUJUKAN

 

Atriyanto & Sulistiyo. 2014. Pengaruh Strategi Pembelajaran Ekspositori terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Memperbaiki Compact Cassete Recorder Kelas XI TAV di SMA Negeri 2 Surabaya, 3(2). 09-13. (Online) (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=251599&val=6771&title=Penerapan%20Strategi%20Pembelajaran%20Ekspositori%20Untuk%20Peningkatan%20Hasil%20Pembelajaran%20IPS%20Bagi%20Peserta%20Didik), diakses 22 September 2018.

Hanani, Sofyan. Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori untuk Peningkatan  Hasil Pembelajaran IPS bagi Peserta Didik. (Online) (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=251599&val=6771&title=Penerapan%20Strategi%20Pembelajaran%20Ekspositori%20Untuk%20Peningkatan%20Hasil%20Pembelajaran%20IPS%20Bagi%20Peserta%20Didik), diakses 22 September 2018.

Romlah, Tatiek. 2018. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang.

Komentar

Postingan Populer