Sahabat Seperjuangan



SMANUSA XI MIPA 1


Foto ini diambil sewaktu kami semua kelas 11 SMA. Masa sekolah yang aku pikir-pikir sangat menyenangkan sekarang, tapi sewaktu menjalaninya dulu ingin cepat berlalu. Foto ini diambil setelah pulang sekolah. Kebiasaan setelah pulang sekolah kami adalah enggak langsung pulang ke rumah masing-masing, kami biasa berkumpul dulu entah di sekolah atau di rumah salah satu dari kami buat membahas tugas sekolah bareng atau belajar materi pelajaran yang susah dimengerti. Lebih seringnya kami membahas soal fisika, matematika, kimia, tapi seingatku kami lebih sering membahas soal fisika.

Belajar bersama itulah alasan kami. Padahal kenyataanya kami lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengobrol. Tapi aku rasa tidak juga. Mungkin 50% belajar dan 50% mengobrol. Aku pikir sudah semestinya begitu, kalau 100% kami belajar aku tidak bisa membayangkan sesempurna apa kami sebagai seorang siswa. “Time flies so fast” kalau kata orang-orang. Kebiasaan ini lama-lama hilang juga, karena kami akhirnya memilih ikut bimbel (les) setelah pulang sekolah. Tidak semua, tapi beberapa dari kami. Ya tetap saja itu menghilangkan semangat berkumpul kami karena pasti tidak lengkap. Bagaimanapun semakin banyak orangnya semakin seru kan.

Momen berkumpul tidak akan lengkap tanpa makan-makan, itu sudah pasti. Tapi sebagai anak sekolah dengan uang saku pas-pasan makanan enak apa yang bisa kita harapkan. Jadilah kami selalu iuran seadanya untuk mengisi perut yang kosong setelah pulang sekolah. Kami lebih sering membeli “Cilot Kalangan” untuk camilan, seperti di foto ini. Murah, dapat banyak, sekaligus mengenyangkan.

Begitulah, satu dari sekian momen menyenangkan pada masa di sekolah adalah bertemu dan berkumpul dengan teman-teman. Masa SMA sepertinya menjadi masa yang paling aku syukuri pada waktu itu karena aku merasa itu adalah momen terbaikku. Masa yang tidak akan terulang lagi untuk kedua kalinya, hanya bisa kita lewati seumur hidup sekali.

Kadang aku menyesal dan merasa kenapa dulu enggak benar-benar “cheris every moment together”, setelah masa-masa itu berlalu baru aku menyadari rasanya dulu waktunya kurang, kenapa dulu enggak begini, kenapa dulu enggak begitu, kenapa waktu cepat sekali berlalu. Tapi tetap saja, momen-momen itu hanya bisa kita rasakan sekali dalam seumur hidup.


Komentar

Postingan Populer